IFRAME SYNC
mgid.com, 713808, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Didaerah Papua Jaya tidak ada Namanya SMA dan Universitas, sudah miskin pula.


Jakarta, rajapos.net.

Pihak warga Papua dan NTT banyak yang kelapan dan potensi alam luar biasa, tetapi masih saja ketimpang sosial, Jakarta, jumat (08/08).

Dipapua Puncak Jaya, warga masih banyak kelaparan, dan seolah-olah pemerintah tidak ada rencana perkembangkan sektor pertanian dan teknologi.

Masih saja hidup mereka masih makan sistim bater, dari ubi-ubian di bater dengan Pepaya, pisang, cabe.

Berarti secara ekonomi papau jaya, masih hidup keniskinan, tetapi puhak menteri merah putih tidak ada upaya melakukan pembangunan ekonomi sejajar.

Seperti Ibu ini yang makan harus cabe satu kaleng susu di tukar sama nasi 1 kepal nasi putih dan tempe.

Sebut saja ibu ini Dasiona (56) orang papua jaya, jalan saja berpoyongan mencari makanan di kebonnya.

“Kami berharap pada Presiden Prabowo Subianto jangan hakin di naijan gaji 280%, tetapi tengoklah rakyat menderita tak makan nasi”, ujarnya Dini orang jawa timur buka warung di Papua jaya.

Menurut Dini, alangkah eloknya para jurid TNI dan Polisi agar melakujan gwrakan cocok tanam pertanian dan perkebungan.

“Kasihan warga merasa ketakutan dan perang terus bergerilila dan hak masyarakat tidak terjamin”, ujarnya.

Menurut Pratiksi Pendidikan, Sedangkan pendidikan di Papua Jaya tidak ada nama sekolah SMA atau Universitas.

“Rata SD dan SMP, bagai mana presiden Bangun Universitar Angkatan Darat bangun di Papua Jaya”, tutur Prof. Dr. Rudiansyah. M.SI

Berita Terkait

Top